Enter your keyword

Sejarah

Program studi fisika di ITB merupakan salah satu program studi FMIPA sejak berdirinya FMIPA (Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam). FMIPA ITB berawal dari Faculteit van Exacte Wetenschap (Fakultas Ilmu Eksakta) yang resmi dibuka pada 6 Oktober 1947 di Bandung sebagai bagian dari Nood-Universiteit (Universitas Darurat) di Jakarta. Profesor H. Th. Leeman adalah dekan pertama. Pada tahun 1950 fakultas berganti nama menjadi Faculteit van Wiskunde en Natuurswetenschap yang kemudian menjadi bagian dari Universiteit Indonesie dan berganti nama menjadi FIPIA (Fakultas Ilmu Pasti dan Ilmu Alam). Pada tanggal 2 Maret 1959 Pemerintah Indonesia meresmikan berdirinya ITB dan FIPIA menjadi bagian darinya. Program studi sarjana fisika yang semula merupakan program “doktorandus” lahir pada tahun 1948, dan menjadi program studi fisika tertua di Indonesia. Selanjutnya program magister dan doktor fisika lahir pada tahun 1979, program magister pengajaran fisika pada tahun 2008, sedangkan program magister sains dan teknologi nuklir serta program doktor bidang teknologi nuklir didirikan pada tahun 2019. Direktorat Jenderal Tinggi Pendidikan secara resmi mengukuhkan berdirinya tiga program pertama berdasarkan SK 119 / Dikti / Kep / 1984. Karena tiga prodi terakhir berdiri setelah ITB ditetapkan sebagai perguruan tinggi otonom, maka surat keputusan dari Kementerian Pendidikan tidak diperlukan.

Sejak awal akreditasi nasional, program sarjana, magister, dan doktor fisika telah terakreditasi A / Unggul. Program Magister Pengajaran Fisika juga telah terakreditasi A, sedangkan Program Magister Sains dan Teknologi Nuklir serta Program Doktor Teknologi Nuklir belum terakreditasi. Secara regional dan internasional, program sarjana fisika disertifikasi oleh AUN-QA (ASEAN Universitas Network-Quality Assurance) pada tahun 2009 dan terakreditasi ASIIN (Akkreditierungsagentur für Studiengänge der Ingenieurwissenschaften, der Informatik, der Naturwissenschaften und der Mathematik), suatu lembaga akreditasi internasional yang berbasis di Jerman pada tahun 2014.

Mahasiswa berasal dari seluruh wilayah Indonesia dan sebagian kecil dari luar negeri. Seleksi calon mahasiswa sarjana dilakukan melalui jalur seleksi nasional (SNMPTN dan SBMPTN) dan berdasarkan fakultas, bukan program studi. Secara rata-rata calon mahasiswa yang diterima di FMIPA ITB memiliki nilai tes tertinggi dibandingkan dengan rata-rata nilai calon mahasiswa dari FMIPA lainnya. Mahasiswa doktoral umumnya adalah dosen muda dari berbagai universitas. Sebagian besar mahasiswa program magister pengajaran fisika berlatar belakang pendidikan fisika atau sains. Beberapa dari mereka memiliki pengalaman sebagai guru fisika atau IPA sedangkan sisanya ingin menjadi guru atau dosen setelah menyelesaikan program. Beberapa mahasiswa sarjana memenangkan kompetisi sains nasional tahunan On-MIPA.

Tenaga akademik yang melayani program-program studi fisika memiliki kualifikasi doktor yang diperoleh dari berbagai universitas di seluruh dunia. Karena kebijakan ITB yang mewajibkan sebagian besar mahasiswa ITB mengambil mata kuliah Fisika Dasar, jumlah staf Fisika ITB cukup banyak dibandingkan dengan jumlah staf fisika perguruan tinggi lain. Staf dikelompokkan ke dalam divisi penelitian fisika bumi dan sistem kompleks, fisika material elektronik, fisika instrumentasi dan komputasi, fisika nuklir dan biofisika, fisika material fotonik dan magnetik, serta fisika teoretik energi tinggi. Divisi-divisi tersebut menjelaskan bidang penelitian staf.

Sejak pertengahan tahun 1990-an, Kementerian Pendidikan melaksanakan program peningkatan kualitas yang kompetitif. Di bidang pendidikan, hibah untuk meningkatkan kualitas pendidikan sarjana, yaitu proyek QUE (Quality Undergraduate Education) dan PHK-B (Program Hibah Kompetisi B) diperoleh program sarjana fisika pada tahun 1998-2003 dan 2005-2007. Hibah tersebut antara lain dimanfaatkan untuk peningkatan kualitas perpustakaan fisika, fasilitas laboratorium pendidikan, dan renovasi gedung. Di bidang penelitian, dua hibah center grant (dari tiga hibah yang diperoleh ITB) diperoleh kelompok keilmuan fisika, yaitu kelompok keilmuan fisika material elektronik dan fisika bumi. Sejak akhir abad ke-20 hingga saat ini, berbagai hibah penelitian kompetitif telah ditawarkan oleh kementerian, lembaga lain, maupun oleh ITB sendiri. Dosen Fisika adalah peneliti aktif yang sebagian berkolaborasi internasional dan anggota asosiasi nasional dan internasional. Mereka termasuk yang sangat kompetitif dalam memenangkan hibah-hibah penelitian. Selain itu, berbagai penghargaan yang diterima oleh individu dosen seperti penghargaan Habibie, penghargaan makalah terbaik /berprestasi, penghargaan Riset Unggulan Terpadu dari Presiden Indonesia, lifetime research achievement award, prestasi dosen nasional, dan prestasi ketua program studi nasional.