Enter your keyword

Shaping Tomorrow: Insights from a Nobel Laureate and the President of the Australian Academy of Science

Shaping Tomorrow: Insights from a Nobel Laureate and the President of the Australian Academy of Science

Institut Teknologi Bandung (ITB) sukses menyelenggarakan Kuliah Umum bertajuk “Shaping Tomorrow: Insights from a Nobel Laureate and the President of the Australian Academy of Science” pada Sabtu, 9 Agustus 2025, bertempat di Ruang Bosscha (1201), Gedung Fisika FMIPA ITB. Kegiatan ini menghadirkan dua sosok ilmuwan kelas dunia, Prof. Brian Schmidt, Peraih Nobel Fisika 2011, serta Prof. Chennupati Jagadish, Presiden Australian Academy of Science, yang berbagi pandangan dan pengalaman mereka mengenai masa depan sains dan peran penting riset dalam menjawab tantangan global.

Sambutan oleh Rektor ITB, Prof. Dr. Ir. Tatacipta Dirgantara, M.T.

Acara ini dibuka secara resmi oleh Rektor ITB, Prof. Dr. Ir. Tatacipta Dirgantara, M.T., yang dalam sambutannya menyampaikan apresiasi terhadap penyelenggaraan kuliah umum ini sebagai bentuk komitmen ITB dalam memperkuat jejaring riset global. Kegiatan ini juga dihadiri oleh sejumlah dosen dari komunitas Fisika, FMIPA, maupun sivitas akademika ITB secara umum, yang turut aktif mengikuti jalannya diskusi.

Diskusi ilmiah ini dimoderatori oleh Prof. Dr. Yudi Darma, dosen Fisika ITB sekaligus Direktur Diseminasi dan Pemanfaatan Sains dan Teknologi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdiktisaintek). Dalam kuliah umum ini, para narasumber membagikan wawasan mendalam mengenai perkembangan sains terkini, tantangan global, serta peran penting riset dan inovasi dalam membentuk masa depan.

Pemaparan oleh Prof. Chennupati Jagadish

Dalam pemaparannya, Prof. Chennupati Jagadish menekankan pentingnya kerja sama antarnegara, khususnya antara Indonesia dan Australia yang merupakan tetangga terdekat. Menurutnya, sains menjadi jembatan yang kuat untuk membangun kolaborasi, terlebih dalam menghadapi tantangan besar dunia seperti transisi energi. Ia menyoroti bahwa ilmu dasar sains adalah fondasi yang perlu diperkuat agar inovasi dapat berkembang lebih kokoh. 

Selain itu, Prof. Jagadish juga menyinggung persoalan pendidikan dasar, di mana ketersediaan guru berkualitas masih menjadi tantangan di banyak negara. Ia menegaskan bahwa sains tidak hanya soal laboratorium, tetapi juga peran masyarakat dalam memerangi misinformasi yang kerap menyebar di media sosial.

Pemaparan oleh Prof. Brian Schmidt

Sementara itu, Prof. Brian Schmidt berbagi pengalaman pribadinya dalam menekuni dunia riset hingga akhirnya meraih Nobel Fisika pada tahun 2011. Ia menekankan bahwa sains lahir dari rasa ingin tahu, dan bahwa setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk berkontribusi. Menurutnya, waktu merupakan faktor penting dalam riset. Ia juga menambahkan tiga hal yang menurutnya krusial dimiliki oleh seorang peneliti: tim, ide baru, serta antusiasme. Prof. Brian berpesan agar mahasiswa berani mengikuti hal yang benar-benar mereka minati.

Sesi tanya jawab berlangsung interaktif. Menjawab pertanyaan mengenai bagaimana mendorong orang untuk terjun ke dunia sains, Prof. Brian menekankan pentingnya proses pembelajaran yang tidak sekadar menghafal rumus, melainkan mengenalkan alat dan metode yang membantu menyelesaikan persoalan nyata. Prof. Jagadish menambahkan bahwa kunci untuk melahirkan ide besar adalah melakukan sesuatu dengan penuh antusiasme, disertai kerja sama tim yang sama-sama bersemangat. Menanggapi pertanyaan mengenai motivasi di bidang fisika, Prof. Brian membagikan kisahnya yang sejak kecil menyukai cuaca dan astrofisika. “Cobalah banyak hal. Jika menemukan yang disukai, lanjutkan. Jika tidak, teruslah mencoba sampai menemukan yang sesuai,” pesannya.

Membahas mengenai keterampilan yang perlu dikuasai dalam 20 tahun ke depan, Prof. Jagadish menyoroti bidang biologi sebagai area dengan peluang besar untuk ditelusuri, sedangkan Prof. Brian menekankan pentingnya penguasaan matematika, komunikasi, dan pemahaman ekonomi, meski tetap memilih subjek yang paling sesuai dengan minat masing-masing. Prof. Brian menyarankan agar mahasiswa fokus pada hal-hal yang benar-benar dibutuhkan dan bisa diaplikasikan, sementara Prof. Jagadish menutup dengan pesan bahwa proses belajar adalah perjalanan panjang yang tidak berhenti meski seseorang telah lulus sekolah.

Melalui kuliah umum ini, harapannya dapat menumbuhkan semangat baru bagi generasi muda untuk terus berkontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Lebih dari sekadar berbagi pengetahuan, acara ini menjadi jembatan penting untuk memperkuat jejaring riset global dan mendorong lahirnya inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat luas.