Enter your keyword

Kunjungan KK Fisika Teoretik Energi Tinggi ITB ke Observatorium Bosscha

Kunjungan KK Fisika Teoretik Energi Tinggi ITB ke Observatorium Bosscha

Bandung, Juli 2025. Kelompok Keilmuan Fisika Teoretik Energi Tinggi (KK FTETi) ITB -Prof. Dr. rer. nat. Bobby E. Gunara (Ketua KK FTETi) beserta Prof. Triyanta, Ph.D., Jusak Sali Kosasih, Ph.D., Dr. Wahyu Hidayat, Dr. Fiki Taufik Akbar Sobar, Dr. Agus Suroso dan Dr. Getbogi Hikmawan- Selasa, 8 Juli 2025, melakukan kunjungan ilmiah ke Observatorium Bosscha. Kunjungan ini merupakan bagian dari upaya menjajaki dan mengeksplorasi potensi kolaborasi antara KK FTETi, KK Astronomi dan Observatorium Bosscha, terutama dalam pengembangan riset dasar yang melibatkan astrofisika, kosmologi, dan teknologi observasi mutakhir. Kedatangan anggota KK FTETi disambut hangat oleh dua anggota dari KK Astronomi dan Observatorium Bosscha yaitu Bapak Prof. Dr. Taufiq Hidajat dan Ibu Dr. rer. nat. Hesti Retno Tri Wulandari.

 

Sejarah dan Koneksi Fisik: Bosscha dan Lab Fisika ITB

Dalam sesi diskusi dan tur observatorium, Prof. Taufiq dan Dr. Hesti membagikan kisah panjang Observatorium Bosscha, sejak masa pendiriannya tahun 1923 oleh Karel Albert Rudolf Bosscha, hingga kontribusinya bagi astronomi modern Indonesia. Salah satu kisah menarik adalah tentang Laboratorium Bosscha (Ruang 1201) di Gedung Fisika ITB, yang memiliki koneksi kabel langsung ke Observatorium Bosscha untuk menyinkronkan jam presisi. Sistem ini pada masanya memungkinkan eksperimen fisika dan pengamatan astronomi dilakukan dengan akurasi waktu yang sangat tinggi — bukti historis dari sinergi antara pengamatan langit dan penelitian dasar di kampus.

 

 

 

 

Mengunjungi Ikon: Gedung Teleskop Refraktor Ganda Zeiss

Salah satu momen penting dalam kunjungan ini adalah saat rombongan diajak mengunjungi gedung teleskop refraktor ganda Zeiss, ikon legendaris Observatorium Bosscha. Teleskop ini telah menjadi saksi sejarah panjang pengamatan langit di Indonesia dan masih aktif digunakan hingga kini untuk riset dan edukasi. Bagi para anggota KK FTETi, kesempatan ini memberikan impresi mendalam tentang bagaimana teknologi astronomi klasik tetap relevan dalam mendukung pemahaman modern terhadap alam semesta.

Menyambut Masa Depan: Fasilitas VGOS

Kunjungan juga menyoroti proyek besar yang tengah dikembangkan: VGOS (VLBI Global Observing System). Prof. Taufiq menjelaskan bahwa VGOS adalah bagian dari jaringan pengamatan global berbasis Very Long Baseline Interferometry yang mampu mengukur posisi dan pergerakan kerak bumi secara presisi, serta menghasilkan data penting untuk geodesi, astrometri, dan fisika gravitasi. Lebih jauh, tim FTETi melihat potensi kolaborasi riset di bidang-bidang seperti: Kosmologi observasional, relativitas umum dan gravitational lensing, dinamika galaksi dan struktur besar semesta dan kalibrasi waktu dan navigasi astrofisika presisi tinggi.

Refleksi dan Harapan Kolaboratif

Kunjungan ini memperkuat pemahaman akan pentingnya jembatan antara teori dan observasi. KK FTETi melihat Observatorium Bosscha bukan hanya sebagai situs sejarah, tetapi juga sebagai mitra strategis dalam pengembangan riset dasar dan terapan. Melalui inisiatif kunjungan ini, diharapkan terjalin sinergi baru yang mendorong kolaborasi multidisiplin antara fisikawan teoretik dan astronom-observator, guna memajukan ilmu pengetahuan Indonesia di tingkat internasional. [GE/AU]