Enter your keyword

Implementasi Ilmu Fisika ke Energi Hijau melalui Stasiun Pengisian Motor Listrik Bertenaga Panel Surya di Saraga ITB

Implementasi Ilmu Fisika ke Energi Hijau melalui Stasiun Pengisian Motor Listrik Bertenaga Panel Surya di Saraga ITB

Pada Rabu, 20 November 2025, telah diresmikan sebuah Stasiun Pengisian Motor Listrik Bertenaga Panel Surya (SPML-PS) di area Sarana Olahraga Ganesa (Saraga). Program ini merupakan bentuk pengabdian masyarakat hasil kerja sama KK Fisika Fotonik dan Magnetik (FMF), KK Fisika Instrumentasi dan Komputasi (FIK), Politeknik Negeri Padang (PNP), dan Saraga ITB. Soft launching program ini dihadiri oleh berbagai pihak, seperti Direktorat Kemahasiswaan ITB, dosen fisika, mahasiswa Program Studi Fisika, bahkan beberapa pengemudi ojek online yang hadir untuk mendukung peluncuran pertama charging station motor listrik ini.

Ada beberapa hal yang menjadi latar belakang pembuatan stasiun pengisian ini, di antaranya sebagai bentuk realisasi yang lebih besar dari penelitian sel surya oleh KK FMF yang biasanya hanya sebatas prototipe skala laboratorium. Selain itu, pembangunan SPML-PS bertujuan untuk mewujudkan pemakaian energi yang lebih bersih melalui energi hijau (green energy), menjadi bukti konkret dari spesialisasi energi yang menjadi bagian kurikulum 2024 pada Prodi Fisika ITB, serta meluruskan kesalahpahaman bahwa transisi energi fosil ke energi hijau selalu membutuhkan investasi besar. Melalui pengabdian masyarakat ini, sumber daya lokal dapat dimanfaatkan tanpa memerlukan biaya besar.

Stasiun pengisian daya ini beroperasi dengan memanfaatkan energi matahari melalui sembilan panel surya yang terpasang di atap parkiran. Energi yang dikumpulkan diubah menjadi listrik, lalu disimpan dalam baterai internal stasiun berkapasitas 2,4 kWh. Selanjutnya, daya dari baterai ini digunakan untuk mengisi baterai kendaraan listrik pengguna. Konsep ini didasari pemanfaatan energi matahari untuk memastikan mobilitas berkelanjutan dan menandai langkah maju menuju transportasi yang lebih ramah lingkungan.

Selain itu, stasiun ini dilengkapi dengan teknologi Internet of Things (IoT) untuk mempermudah pengendara memantau ketersediaan daya dan status pengisian secara real-time melalui perangkat ponsel sebelum datang ke Saraga ITB.

Sebagai bentuk pengabdian masyarakat, inisiatif ini bersifat gratis bagi pengguna selama soft launching. Hal ini menjadi alternatif menarik dibandingkan biaya pengisian di SPKLU yang umumnya sekitar Rp6.000 per pengisian penuh. Selain di Saraga, lokasi pengisian daya motor listrik juga tersedia di area Tarasan dan dekat Pajajaran.

Pihak Saraga menunjukkan dukungan penuh terhadap program inovatif yang digagas oleh mahasiswa ini. Kesediaan Saraga sebagai lokasi peluncuran dan penempatan stasiun pengisian daya merupakan wujud komitmen mereka dalam mendukung penelitian, pengabdian masyarakat, serta transisi menuju energi bersih di lingkungan kampus. Keterbukaan ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi unit-unit lain untuk memfasilitasi inovasi yang bermanfaat langsung bagi publik.

Fasilitas ini juga memberikan dampak nyata, terutama bagi pengemudi ojek online pengguna motor listrik. Salah satu pengemudi, Bapak Dion, menyatakan bahwa charging station ini sangat membantu kegiatan operasionalnya sehari-hari. Mengingat tren kendaraan listrik yang kini mulai menjamur, beliau berharap fasilitas semacam ini dapat diperbesar dan diperluas di masa depan.

Soft launching ini diharapkan dapat memicu antusiasme di kalangan masyarakat dan institusi. Harapan utamanya adalah agar proyek ini menjadi motivasi bagi kampus-kampus atau komunitas lain untuk membuka fasilitas serupa. Tujuannya tidak lain untuk mempermudah banyak orang beralih menggunakan kendaraan listrik sekaligus mendukung perkembangan ekosistem transportasi berkelanjutan di Indonesia. (YMH/AU)