Enter your keyword

ITB Pimpin Dua Agenda Internasional Fotonika di Bali, Dapat Sorotan Global

ITB Pimpin Dua Agenda Internasional Fotonika di Bali, Dapat Sorotan Global

Bali, 25–31 Juli 2025 — Di tengah pesatnya perkembangan teknologi berbasis cahaya, Indonesia menegaskan posisinya di panggung ilmiah internasional melalui penyelenggaraan dua agenda bergengsi: SCoMOA 2025 dan ISMOA 2025. Kedua kegiatan ini berlangsung berturut-turut di Bali dan dipimpin langsung oleh Kelompok Keilmuan Fisika Magnetik dan Fotonik Institut Teknologi Bandung (ITB), bekerja sama dengan Universitas Udayana dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).

SCoMOA: Mengasah Talenta Muda di Fotonika Modern

SCoMOA, atau Summer Course on Modern Optics and Its Applications, digelar pada 25–28 Juli 2025 di kampus Universitas Udayana. Kegiatan ini dirancang sebagai kuliah musim panas yang ditujukan bagi mahasiswa dari jenjang S1 hingga S3, serta terbuka bagi dosen dan praktisi yang ingin memperdalam pemahaman tentang optika modern atau fotonika. Dengan bobot setara dua SKS, peserta mengikuti rangkaian kegiatan intensif berupa kuliah, diskusi, eksperimen laboratorium, kerja kelompok, dan ujian. Menariknya, seluruh kegiatan ini diselenggarakan tanpa biaya pendaftaran.

Sebanyak 118 peserta mengikuti SCoMOA 2025, termasuk 13 peserta internasional dari Korea, Amerika Serikat, Prancis, Jerman, Singapura, dan Yaman. Para pengajar berasal dari berbagai institusi ternama, baik dari dalam negeri seperti ITB, Universitas Andalas, dan Undip, maupun dari luar negeri seperti EPFL (Swiss), University of Twente (Belanda), dan NIMS (Jepang). Kegiatan ini juga mendapat dukungan dari NICSLAB, perusahaan teknologi fotonika yang berbasis di Bandung.

ISMOA: Menjembatani Cahaya dan Ilmu Kuantum

Dilanjutkan dengan ISMOA 2025, atau International Symposium on Modern Optics and Its Applications, yang berlangsung pada 28–31 Juli di Hotel Prama Sanur Beach. Simposium ini merupakan agenda dua tahunan yang telah diselenggarakan sejak tahun 2001 oleh Himpunan Optika Indonesia (HOI), dan menjadi ajang pertemuan para peneliti, akademisi, dan profesional industri dari berbagai negara.

Mengusung tema “Bridging Light and Quantum Frontiers”, ISMOA 2025 menjadi bagian dari perayaan International Year of Quantum Science and Technology yang dicanangkan oleh UNESCO. Tema ini mencerminkan semangat kolaborasi lintas disiplin dalam menjembatani teknologi cahaya dengan ilmu kuantum yang kini berkembang pesat.

 

Kuliah May-On Tjia: Mengenang Tokoh Optika Indonesia

Salah satu momen penting dalam ISMOA adalah Kuliah May-On Tjia, yang diselenggarakan untuk mengenang Prof. May-On Tjia, pendiri ISMOA dan tokoh penting dalam pengembangan optika di Indonesia. Tahun ini, kuliah peringatan dibawakan oleh Dr. Didit Yudistira dari IMEC, Belgia, yang memaparkan riset tentang laser diode berbasis Nano-Ridge GaAs pada wafer silikon—sebuah terobosan menuju integrasi fotonik skala industri.

Inovasi dan Kewirausahaan: Dari Riset ke Startup Teknologi Tinggi

ISMOA juga menghadirkan sesi khusus tentang inovasi dan kewirausahaan, yang dibawakan oleh Dr. Andri Mahendra. Dalam sesi ini, peserta diajak memahami bagaimana riset fotonika dapat dikembangkan menjadi solusi nyata melalui startup teknologi tinggi, menjawab kebutuhan industri dan masyarakat.

Sorotan Media dan Pengakuan Internasional

Kedua acara ini mendapat perhatian luas dari media lokal dan nasional. SCoMOA diliput oleh Tribun BaliPerspectives News, situs resmi FMIPA Universitas Udayana, serta media sosial seperti Instagram, Facebook. Artikel resmi dari Universitas Udayana menyoroti kehadiran pakar optika dari berbagai negara dan semangat kolaboratif antara mahasiswa dan peneliti.

ISMOA 2025 juga mendapat sorotan dari kanal YouTube dan media seperti BaliTV dan Bali Post, yang menampilkan liputan langsung dari lokasi acara. Lebih dari itu, ISMOA tercatat dalam Optica Global Calendar dan situs resmi International Day of Light, menandakan pengakuan internasional terhadap peran Indonesia dalam pengembangan ilmu dan teknologi cahaya.

Dengan kepemimpinan dari Kelompok Keilmuan Fisika Magnetik dan Fotonik ITB, kedua agenda ini tidak hanya memperkuat posisi Indonesia dalam komunitas ilmiah global, tetapi juga membuka peluang kolaborasi riset dan pengembangan teknologi fotonika yang lebih luas di masa depan.

Informasi lebih lanjut mengenai ISMOA 2025 dapat diakses melalui laman resmi:
🔗 https://ismoa.indonesianoptics.org

[AU]